Cerpen "Love is MAGIC"


'Love is Magic' tulis Ekqy di halaman terakhir pada buku catatan sejarahnya.

“Ciiee.. tau deh yang lagi poling in leepp..” Ledek teman sebangkunya, Insan.

“Apaan sih lo..” ketus Ekqy dengan pipinya yang mulai memerah.

Tak terasa bel istirahat berbunyi, guru sejarah pun mulai meninggalkan ruang kelas.

“Kantin nyookk..” Ajak Christian yang memang berteman akrab dengan Ekqy dan juga Insan.

“Ayookkk…” dengan sigap Ekqy menerima ajakan temannya itu. Sementara Insan dan Christian hanya menggeleng melihat tingkah sobatnya yang sedang jatuh cinta.

Tibanya dikantin, dengan perasaan berbunga-bunga Ekqy memesankan makanan untuk kedua sahabat nya.

“Liat tuh si Ekqy, biasanya tuh ya dia paling males kalo disuruh pesen makanan. Nah, ini malah dia yang pesenin semuanya.” Ujar Christian.

“Itu dia salah satu kekuatan cinta bro, pokoknya love bener-bener is magic menurut gue.” Tanggap Insan.

“Gue heran, apasih enaknya cinta? Menurut gue cinta itu basi, cinta itu nggak pernah ada!!” ucapnya ketus.

“Jjaah ngeyel nih anak nih! Ngeyel! Kalo nggak karena cinta, lo nggak bisa hidup sampe segede ini..” tegas Insan.

“Apa? Maksud lo cinta yang ngegedein gue? Hellooo man.. gue gede karena kemampuan gue sendiri, bukan cinta!” bentak Christian seraya menghempaskan tangannya ke atas meja dan berlalu meninggalkan Insan sendirian.

Ekqy datang dengan tangan yang penuh dengan makanan, layaknya seorang pelayan di rumahmakan padang.

“Loh, itu si Christ kenapa pergi?” Tanya Ekqy heran.

“Yaudahlah biaran aja, biasa kan dia kayakgitu..” Jawab Insan mencoba santai.

“Pasti ngedebatin tentang cinta lagi lo bedua ya?” Tanya Ekqy lagi.

Insan tak memberi tanggapan, mencoba cuek. Ia langsung melahap makanan yang dibawa Ekqy.

Christian memang agak sensitive kalau disinggung tentang cinta, ia merupakan salah satu korban broken 
home. Orang tuanya memutuskan bercerai ketika ia kelas 6 SD dan Christian memilih untuk tidak tinggal diantara orangtuanya, ia memilih tinggal bersama Oma dan Opanya. Ia tak percaya dengan kekuatan cinta. Menurutnya cinta itu hanya omong kosong belaka. Cinta itu hanya manis diawal dan berantakan di akhir. Dia mengartikan cinta seperti apa yang ia lihat pada orang tuanya.

Bel pertanda berakhirnya aktivitas belajar mengajar hari ini pun berbunyi. Christian yang masih sedikit jengkel dengan Insan memilih untuk pulang sendirian, padahal biasanya ia pulang bersama Insan karena memang rumah mereka satu arah.

“Masih belum baikan bro?” Tanya Ekqy seraya memasang helm dikepalanya.
Insan hanya menjawab dengan gelengan kepala. “Gue cabut duluan ya..” pamit Insan dan berjalan menuju kearah mobilnya.

****
Ekqy masih asyik memandangi handphone nya, ia masih menunggu balasan sms dari “perempuannya”.

“Kqqyyy.. makan dulu yuk, makanannya udah mama siapin nih.” Teriak sang Ibu dari ruang makan.

“Iyaa Maaa.. Ntar lagi deeehhh, masih kenyang nih…” Jawabnya dengan sambil berteriak juga.

‘Lama banget ini si Nia ngebalesnya yak?’ tanyanya dalam hati.

Tak lama handphone Ekqy bergetar. Dengan hati yang berbunga-bunga ia membuka..

“Damn!! Kirain Nia, eh taunya si monyet!” Ucap Ekqy kesal, memang yang tertera disitu ialah “Message from Insan” bukan “Message from Nia”.

‘Ekqy, temenin gue yuk ketemu Christian. Gue nggak enak hatini sama doi. Gue jemput lo kerumah skrg ye! Oiya, gue bawa Freddy juga nih’ begitulah isi pesan singkat yang diterima Ekqy dari Insan.

Tak lama kemudian..

“Permisi tante, Ekqynya adakan ya?”

“Oh ada kok San, tunggu ya tante panggilin..”

Ekqy dengan balutan jaket dan jeans terlihat begitu kece siang itu.

“Ma, Ekqy pegi dulu yah. Mau kerumah Chris bentaran.” Ucap Ekqy, pamit.

“Ya udah, hati-hati yaa..”

***
Sementara, Christian sedikit agak gelisah mengingat perdebatannya dengan Insan tadi.

Terdengar teriakan nama Christian dari bawah, sudah kebiasaan mereka memanggil dengan teriak-teriak seperti itu, lagipula memang kamar tidur Christian terletak dilantai dua.

“Kayak suara anak-anak deh, ngapain mereka?” ucapnya menerka-nerka.

Christian segera bangkit dari atas kasurnya, lelah juga ia mendengar teman-temannya berteriak seperti itu.

“Ada apaan sih!” Jawabnya dengan sedikit nada ketus.

“Christian, maafin Insan yaaa..” canda Insan layaknya iklan sebuah provider.

Ekqy dan Freddy tak kuat menahan tawa melihat tingkah teman mereka itu. Christian pun tertawa meski agak sedikit ditahan, mengingat ia belum memaafkan Insan.

“Christian, please! Maafin akulaahh.. Apa sih susahnya maafin…” Kegilaan Insan semakin menjadi-jadi, Ekqy tak kuat lagi, bahkan perutnya sampai sakit menyaksikan Insan dengan gilanya.

Dengan tawa yang membahana, Christian keluar menemui sobat-sobatnya itu.

“Hahahahahahhahahahha…. Icaannnnnn… Sumpaahhh, gila banget loo tadiiii… hahahhaha” Ujar Christ seraya memukul-mukul pundak Insan.

“Hahaha tau nih, gila banget si Ican… hahahaha” Ekqy menyambung.

“Hahaha.. ini semua demi loo tauu..” Ucap Insan seraya memasang wajah semanis mungkin.

“Anjrriittt!! Najiiss muke looo!! Hhahahaha..” Tawa mereka semakin pecah, taman rumah Christ yang tadi sepi, sekarang begitu ramai karena tawa mereka.

***
Di hari minggu pagi ini wajah Ekqy begitu tampak ceria. Mengapa tidak, rencananya hari ini iya akan mengungkapkan perasaannya pada sang wanita pujaan. Sebelumnya ia akan mengajak wanitanya untuk ikutan jalan bareng ketiga sahabatnya yang kocak.

“Ma, Ekqy pergi yaaa… Mau main sama Insan, Christ, Freddy…” pamitnya seraya memasuki mobil.

Ekqy sudah janji untuk bertemu ketiga temannya yang lain ditaman biasa mereka ngumpul. Ternyata Insan, Freddy dan juga Christian membawa berita yang tak kalah membahagiakan.

“Kqy, lo tau nggak, Afdan lagi disini loohh..”  Ucap Freddy.

“Hah serius lo? Mana mana mana?” Tanya Ekqy sambil mencari sosok sobat lamanya.

“Ya nggak disini juga kali. Doi lagi main kemari, katanya sekarang lagi dirumah tantenya.” Jawab Insan menyambung.

“Nah, yang dari tadi kita betiga debatin ialah, dimanakah rumah tante Afdan??” Ujar Christ, mengagetkan.

“Gue sih pernah diajak kesono sama Afdan, tapi gue nggak inget jelas dimananya.” Sambung Freddy.

“Di daerah mana emang Fred?” Tanya Ekqy.

“Di daerah itu loohh *sensor*..” Jawab Freddy.

“Waahh, pas banget! Rumah Nia didaerah situ juga, yaudah deh kita kesono sekarang.”

Freddy ikut dengan mobil Ekqy, sementara Christ dan Insan memutuskan untuk satu mobil.

Setelah hampir setengah jam mengitari komplek yang dimaksud..

“Yang mana rumahnya Fredd???? Abis nih bensin gue lama-lama..” Tanya Insan dari mobilnya.

“Aduh, gue lupa nyoo… Udah berubah banget sih, lagian gue tuh kemari udah tiga tahunan yang lalu…”

“Nah, rumah gebetan lo yang mana ky??” sambung Christ.

“Hehe tunggu ye, ini lagi gue tanyain…” jawabny sambil mengetik sesuatu di handphonenya.

“Nah, katanya rumah di pojok komplek. Disono!” Tunjuk Ekqy.

Bergegas mereka menuju rumah yang dimaksud. Hampir kelewatan, namun Nia yang sudah tanda dengan mobil Ekqy langsung berteriak seraya lari keluar pagar “Ekkqqqyyyyyy……”

“Cewek lo noh dibelakang” Ujar Freddy.

“Oh iye, kelewatan kita. Suruh itu dua monyet putar balik.” Ucap Ekqy.

“Eh, kayaknya gue inget sama daerah ini..” gumam Freddy pelan.

“Apa???” Tanya Ekqy yang heran melihat temannya komat-kamit gaje.

“Nggak kok, nggak apa-apa..” Jawab Freddy seraya keluar dari mobil.

“Haaii Nia..” Sapa Ekqy.

“Hai ky.. Haiii temen-temennya Ekqy..” Sambut Nia dengan ramah.

“Masuk yuk..” Ajaknya.

Setelah mereka semua duduk rapi diruang tamu Nia,

“Emm, kita jadi jalan nggak nih?” Tanya Nia.

“Jadi dong..” Jawab Ekqy cepat.

“Ya udah, tunggu bentar ya. Aku siap-siap dulu.”

Mereka hanya menggangguk. Freddy yang sedari tadi merasa seperti sudah tidak asing lagi dengan tempat itu sesegara mungkin menelusuri tiap-tiap sudutnya, hingga..

“Eh liat deh, ini kan Afdan??”  Tanya Freddy, mengagetkan.

“Eh iyeiye bener..” Sambung Insan, mendekati Freddy.

“Bener ternyata feeling gue dari tadi. Ini rumah tante Afdan!!” ujar Freddy.

Seketika Christian beteriak “Afdaaannn… Afdaann…”

“Christ, nyantai kali. Ini rumah orang tau…” ucap Ekqy.

“Tau nih si Christ, lagi kumat kali yak..” sambung Insan.

Tiba-tiba sosok lelaki dengan kekecean yang luar biasa, muncul.

“Afdaaannnnn…..” teriak Insan seraya bergelayutan di pundak lelaki yang ternyata beneran seorang Afdan.

“Huuaaa.. Daannn.. makin-makin aje lo sekarang…”  ucap Ekqy sambil memeluk sobat lamanya itu.

Afdan, Ekqy, Insan, Christian, dan Freddy sudah bersahabat sejak SMP, namun ketika menginjak SMA mereka agak terpisah. Afdan melanjutkan sekolah diluar kota, Freddy masih dikota yang sama namun beda sekolah. Hanya Insan, Christ dan Insan lah yang satu sekolah, bahkan satu kelas.

“Pasti lo semua pada mau nemuin sepupu gue si Nia kan?” Tanya Afdan.

“Kok lo tau?” Ekqy heran.

“Haahaha Nia udah certain semuanya. Tadinya juga gue nggak yakin kalo yang dimaksud si Nia itu lo lo pada, tapi setelah mendengar cerita lebih lanjut, gue yakin banget itu lo.”

“Sialan loo.. Jadi Nia sepupu lo? Hahaha sempitt banget dunia” ujar Ekqy.

Tak lama setelah mereka asyik ngobrol, Nia muncul. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk mengajak Afdan juga. Jadilah pasukan Power Rangers ini kembali bersatu.

Hari itu terasa begitu panjang, segerombolan Power Rangers yang kembali bersatu, Ekqy yang berhasil menaklukan hati Nia, hingga Christ yang bertemu dengan sosok wanita yang mampu membuatnya enggan untuk pulang tadi.

***
Christian sedang asik membuat coret-coretan abstrak dibuku tulisnya, seolah-olah mewakili perasaannya yang sedang tak karuan karena cinta.

“Hayolhooo.. Galau amat muke lo?? Kepikiran cewek yang kemaren ye loo.. Sii sendokk, eh sendii! Iyaiya sendi!” celoteh Insan.

“Apaan sih, kagak kaliiii.”


“Halaah, pake ngeles segala lo! Udah ngaku aja.. Lo jatuh cinta kan sama dia?? Love itu emang is magic! Sekarang lo rasain sendiri kan??” Ledek Insan seraya berlari meninggalkan Christ, takut mendapat bogem mentah.

Christ tertegun, pikirannya melayang memikirkan apa yang barusan di ucapkan sobatnya. ‘Nggak, nggak mungkin gue jatuh cinta. Ini bukan cinta namanya!’. Christ masih saja berperang dengan hatinya. Dia masih dihujam rasa gundahgulana.

Sepulang sekolah hari ini, iya berniat untuk ikut latihan kembali di club basketnya. Memang sudah cukup lama ia tak terjun lagi ketempat yang sempat membuatnya menjadi pria idaman pada masa-masa SMP dulu. 
Namun semua niat itu mendadak runyam ketika ia menemukan Sandy, wanita yang membuatnya hampir gila, ditempat latihan basket.

“Lha? Itu si Sandy kan ya?? Ngapa disini tuh cewek.” Celotehnya pada dirinya sendiri, ia berjalan menuju wanita itu.

“Sandy??” Ucapnya menyapa setengah tidak yakin.

“Eh, kamuu… Emmm yang kemaren di mall kan?? Emm, kkkk.. aduh siapa sih namanya? Lupa? Hehehe” Ia menjawab dengan sedikit cengengesan.

“Christian..” tegas lelaki yang memiliki tinggi semampai ini sambil mengulurkan tangannya.

“Oh iyaa.. Christian..” Sambung Sandy seraya berjabat tangan dengan Christian.

Christian dan Sandy menghabiskan setengah dari  waktu berlatih mereka untuk ngobrol-ngobrol seputar hobi mereka yang ternyata sama, tentang kehidupan mereka, dan mulailah mengarah ke cinta. Ternyata Sandy tak jauh berbeda dengan Christian, ia tak begitu mempercayai kekuatan cinta. Tapi sepertinya sepasang umat manusia ini mulai bisa meluruskan hati mereka tentang cinta. Christian sedikit demi sedikit mulai menyadari bahwa yang dirasakannya selama ini itu ialah cinta, begitu juga dengan Sandy.

Semenjak pertemuan siang itu, Sandy dan Christian lebih banyak menghabiskan waktu berdua, baik hanya untuk sekedar nonton film ataupun latihan basket. Christian sendiri mulai yakin dengan perasaannya. Mulai banyak tingkahnya yang berubah layaknya manusia yang sedang dimabuk cinta.

“Lihat tuh ky si Christ… Sekarang dia yang ngegantiin lo kayaknya… Hahahaahaha..” Canda Insan dibangku kantin seraya memperhatikan sahabatnya, Christian, yang sibuk dengan makanan-makanannya.

“Nah, lo kapan dong kayak kita..” Tanya Ekqy dengan sedikit ledekan.

“Gue belum nemuin orang yang tepat… Hahahaha” Insan sedikit mengelak.

Tak lama, Christian datang dengan tangan yang penuh makanan.

“Ajee  gileee.. Ngapa banyak amat Christ??” Tanya Ekqy heran.

“Udah deh makan aja, kalo nggak abis kan bisa dibawa kekelas. Oh iya, gue liatin dari jauh kayaknya lo pada ngegosipin gue nih?” Tanya Christian penuh percaya diri.

“Hahaha kalo iye kenapa emang? Aneh aja sama tingkah lo. Jadi sekarang udah percayakan kalo Love Is Magic??” Tanya Insan meledek.

“Hahahahaha udaah udaaah.. Tapi dikiitt.. Dikiittt…!!” tegasnya.

***
Saat lima Power Rangers ini sedang berkumpul, Christian mencuri kesempatan untuk sedikit mengeluarkan unek-uneknya.

“Guys, kalo gue nembak Sandy, kira-kira diterima nggak yaa??” tanyanya mengagetkan semua. Ekqy yang sedang asyik dengan cemilannya sampai keselek, sedangkan yang lain tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Christian barusan

“Hahahahaha… Lo nggak kenapa-kenapa kan Christ?? Atau jangan-jangan lo kesambet lagii.. Hahahaha!” Ledek Afdan seraya memeriksa kening Christian.

“Hahaha tau nih si Christ…. Lo nggak lagi becandakan?? Hahaaha” Freddy menyambung.

“Kampret lo pada!! Ya gue seriuslah!! Gue ngerasa kalo Sandy is my everything!” Christian menanggapi.

“Dan love itu beneran is magic!!!” Sambungnya lagi.

Mereka semua tertawa bahagia. Bahagia karena sahabat mereka yang mulai kembali pada jalan yang benar. Bahagia bisa menghabiskan waktu seindah itu bersama. Mereka juga memantapkan niat Christian untuk mengungkapkan perasaannya. Dengan percaya diri mereka mulai mengatur siasat.

***
Saturday Night kali ini Christian semakin memantapkan niatnya untuk mengungkapkan perasaannya pada Sandy. Dengan dukungan penuh dari pasukan Power Rangersnya ia semakin yakin. Malam itu ia memiliki sebuah kejutan untuk Sandy. Christian bukan tipe lelaki romantis, tapi khusus malam itu ia menjadi sosok lelaki yang saangat romantis Terbukti dari pemilihan tempat serta tatanan meja dan juga lampu-lampu yang ada ditempat itu. Ia menyiapkan sebuah makan malam spesial untuknya dan Sandy.

Sandy pun sudah berpenampilan begitu anggun dengan gaun berwarna hijau tosca yang terlihat pas 
dibadannya. Bahkan Christian benar-benar tampak terpesona dengan Sandy malam itu. Sandy duduk di kursi yang telah disiapkan Christian. Mereka memulai acara romantis itu. Disaat keduanya sedang menikmati makan malam, tiba-tiba saja semua lampu padam. Hingga tak ada cahaya sedikitpun kecuali kekuatan bintang dan bulan yang ada. Namun, terdengar sebuah alunan lagu dari Rod Steward – For The First Time melantun dengan indahnya. Beberapa lampu yang agak remang mulai menyala.

Christian tampak berlutut dihadapan Sandy. Digenggamnya jemari Sandy dengan penuh cinta.

“Sandy, malam ini izinkan aku mengungkapkan semuanya. Tentang rasaku, tentang cintaku. Kau ajarkanku banyak hal, kau bisa membawaku kembali merasakan kekuatan cinta. Maukah kau menjadi yang pertama bagiku?? Menjadi kekasih hatiku??” dengan kata-kata bersajak itu Christian semakin meluluhkan hati Sandy.

Sandy tak dapat berkata apa-apa. Ia hanya mengangguk seraya menyinggungkan sebuah senyum yang sangat manis. Dengan cepat Christian meloncat dan mendekap erat tubuh Sandy. Lampu pun kembali menyala seperti tadi. Dan gerombolan Power Rangers yang dari tadi ada dibalik semua ini, muncul kepermukaan.

“Yeeeaaahh… Blaaayyyy!! Congrattsss blaayyy!!” Ucap Ekqy memberikan selamat pada sahabatnya ini. Disusul dengan Insan, Afdan, dan Freddy. Malam itu Ekqy juga bersama kekasih tersayangnya, Nia.

Malam itu terasa sangat indah. Untuk Christian yang pada akhirnya benar-benar dapat merasakan bahwa Love Is Magic. Dan juga untuk yang lain, yang turut larut dalam bahagia malam itu.

Tak ada satupun manusia yang dapat menaklukan kekuatan cinta. Sekalipun mereka yang membenci cinta, mereka yang berfikir cinta itu tak pernah ada. Malam itu sebagai malam pembuktian kepada pasukan Power Rangers dan juga dunia, bahwa Love Is Magic.

******
SELESAI

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.