Cerpen: Persahabatan dan Cinta

Holllaaa... Hollllllaaaa.... Yeeaaahhh I'm baackkkk!!!
Nih ada cerpen baru niiih!!! Cekidot guysss....

Starting...


I Miss You-nya Ten2Five melantun indah dari bibir penyanyi cafe. Insan duduk tak jauh dari situ, menanti kedatangan seseorang. Sesekali ia lirik jam ditangannya.  Sedikit memainkan jarinya diatas meja mengikuti irama lagu dari penyanyi cafe dan melirik ke seluruh sudut.  Dengan balutan kemeja kotak-kota berwarna biru tua, Insan sangat terlihat tampan malam itu. ‘Lama banget si Nisa’ lirihnya dalam hati.

Dan tak lama tampak sosok wanita cantik mengenakan dress pendek selutut dengan rambut sedikit bergelombang  melambaikan tangan ke arah Insan. 

“Saannn…!!!” teriak wanita itu seraya melambaikan tangannya dan terus berjalan menuju Insan.

“Eh Nisa, silahkan duduk..” Insan menggeser kursi didepannya, mempersilahkan wanita yang ternyata Nisa itu duduk.

“Iyaiya.. Sorry ya san, gue telat. Lo udah lama?” dengan nada yang sedikit menyesal ia berujar.

“Nggak kok nis, gue juga baru.” Insan berbohong, padahal sudah setengah jam lebih ia menunggu gadis cantik itu. Nisa yang memang menyadari kalau Insan berbohong mecoba untu mengabaikan.

“Oiya, lo mau makan apa?” Tanya Insan sambil menjentikkan tangannya keatas, memanggil pelayan.

Nisa membolak-balik buku daftar menu, memang baru pertama kali ini ia ke café itu, wajar kalau gadis manis ini terlihat bingung. “Gue terserah aja deh, ngikut lo aja.”

Tak lama makanan mereka datang. Dengan iringan penyanyi café yang kali ini membawakan Could It Be-nya Raisa, mereka menikmati makan malam kali itu.

Insan jingkrak-jingkrak  aneh setelah makan malam istimewanya itu dengan Nisa. Jelas saja, Insan dan Nisa sekarang sedang dalam masa PDKT (pendekatan). Dan menurutnya acara mala mini berjalan dengan sukes.

Sudah lama Insan menaruh rasa pada Nisa, namun ia belum berani untuk mendekati gadis itu. Insan dan Nisa satu kampus, jadi tak begitu sulit untuk Insan mendekatinya. Bagaimana dengan Nisa? Ntahlah, Nisa juga masih bingung. Ia masih saja dihantui oleh bayang-bayang masalalunya bersama mantan kekasih. Cukup tragis tragedy cintanya dengan sang mantan. Ia terpaksa menjomblo hingga sekarang karena sang mantan tewas dalam kecelekaan bersamanya. Beruntung nyawa Nisa masih terselamatkan.
****
“Gimana San tadi malem? Sukses blay??” Tanya Ekqy sahabat karibnya.

“Yaaa mayan laah..” jawab Insan dengan wajah sumringah.

“Eh, kok lo sendirian? Si Ratu mana?” sambung Insan lagi mencari teman se-gengnya.

“Tau, belom nongol dari tadi.”

Sebenarnya Ratu berada tak jauh dari mereka. Ia sengaja bersembunyi seraya mendengarkan percakapan dua teman lelakinya itu. Jujur saja, sebenarnya Ratu tidak suka melihat Insan mendekati Nisa. Ratu, yang sudah berteman dengan Insan sejak SMA mulai merasa ada bumbu cinta dihatinya pada Insan. Ia mengerti kalau itu salah, tak sepantasnya ia jatuh hati pada sahabat sendiri, tapi apa bisa dikata. Cinta datang tanpa permisi, ia memasuki hati siapa saja, tak ada yang dapat mencegatnya.

“San.. San.. Kenapa lo mesti susah-susah ngedeketi cinta lo. Dia ada di sekitar lo sekarang.” Lirih Ratu dalam hatinya.

****

Pikiran Insan masih saja penuh dengan Nisa. Kali ini ia benar-benar jatuh cinta.  Saat trio kwek-kwek berkumpul, masih saja yang menjadi trending topic itu Nisa. Dan lagi mereka membahas Nisa. Ratu yang terpaksa berbaur, mau tidak mau harus mendengar celotehan dua lelakinya itu tentang Nisa. Sebenarnya ingin sekali ia meninggalkan dua temannya itu dan berlari sambil berteriak, namun ia takut teman-temannya malah curiga.

“Nisa itu cantiknya badai bangeett…” Ucap Insan.

“Yoyoy! Setuju gue! Bukan Cuma badai, angin tornado itu cantiknya si Nisa. Ya nggak Tu?” Ekqy menimpali seraya bertanya kepada Ratu.

“Ya kali!” Ratu menjawab dengan nada ketus.

“Jjaahh sewot amat. Kenape? Lo sirik yee sama kecantikannya Nisa.” Tanya Ekqy lagi membanyol.

“Ih, najis banget! Jelas-jelas cantikan gue laaah. Rese lo!” amarah Ratu mulai terpancing, kali ini seusai menjawab ia meninggalkan teman-temannya.

“Tuuu! Ratuuu!” Insan memanggil dengan sedikit berlari kearah Ratu.

“Udah doong jangan marah. Si Ekqy kan cuma bercanda. Dimana-mana emang cantikan elo kok! Kalo lo nggak cantik mana mungkin banyak yang mau temenan sama lo, iya kan? Ya udah, yuk balik yuk…”

Hati Ratu luluh, ini yang membuat ia susah membuang cintanya dari Insan. Insan terlihat begitu memberi harapan kepada Ratu. Walau sebenanya Ratu tau kalau itu hanya sekedar harapan palsu. Namun bagi Ratu, ini saja cukup untuknya jika memang ia tak dapat memeliki Insan sepenuhnya.

Obrolan mereka akhirnya tetap berlanjut dengan mengganti topic pembahasan, walau pada ujungnya ntah kenapa bisa bersangkutpaut dengan Nisa. Ratu hanya bisa menghela nafas panjang ketika nama Nisa disebut.

****

I Miss You-nya Ten2Five tampak melantun dari ipod milik Ratu. Gadis cantik ini terlihat sedang menikmati ke galauan-nya. Disandarkannya tubuhnya pada kursi taman di pekarangan rumahnya. Fikirannya melayang jauh, membayangkan tentang Insan. Namun semua lamunannya itu buyar ketika sesosok makhluk mengagetkannya..

 “Ratuuuuu!!!!!” kejut manusia itu.

Ratu sedikit tersentak kaget, dan kemudian “Tai lo Ky!!! Ganggu mulu kerjaan lo yee!!”

Ratu menggeser posisi duduknya, menjauh dari Ekqy. Namun Ekqy malah sebaliknya, ia terus mendekat ketika Ratu mencoba untuk menjauh.

“Jangan geser-geser terus dong Tuu..” Rayu Ekqy seraya merangkulnya.

“Apaan sih!!” Ratu kesal, ia pun melapas rangkulan tangan Ekqy.

“Gue tuh kemari mau minta maaf sama lo. Lo bete terus kayanya sama gue dari kemarin.”

“Kenapa sih?” sambung Ekqy lagi.

“Ya elo nya rese gitu! Siapa yang enggak  bete coba?” kali ini Ratu memanyunkan sedikit kedua bibir mungilnya.

“Hahaha.. Iya iya, gue kan mau minta maaf.. Maafin gue yaaa kaka Atuuu…” Ujar Ekqy dengan sedikit nada manja seraya mengacak pelan rambut sahabatnya itu.

“Oiya, lo kemaren kenapa sewot banget sih? Lo cemburu ya??” sambung Ekqy lagi.

“Iiihh.. Lo tuh yaaa, baru juga minta maaf udah nyari masalah lagiiii..” Ratu kembali kesal, ia mencubit lengan Ekqy.

****

“Kayaknya dugaan gue bener deh. Si Ratu beneran suka sama Insan. Eh, tapi masa iya sih? Mereka tuhkan temenan udah lama banget..” gumam Ekqy, bingung sendiri.

Ia masih saja memikirkan hal itu. Kalau ditanya, kenapa Ekqy penasaran sekali? Jawabannya karena Ekqy suka sama Ratu. Rasa itu sebenarnya sudah lama. Bahkan Ekqy sempat sekali mengutarakannya pada Ratu, namun jawaban Ratu “Maaf Ky, kita kenal emang udah lama. Tapi selama ini gue anggap lo cuma sebagai sahabat gue. Lagian udah ada orang lain dihati gue.”

Ekqy masih harap maklum dengan kalimat-kalimat awal, tapi pada kalimat terakhir? Itu yang membuatnya risau. Siapa orang yang ada dihati Ratu? Setau Ekqy, teman lelaki Ratu yang dekat ya cuma dirinya dan Insan.  Ratu juga tidak pernah menceritakan apa-apa. Ratu emang agak sedikit tertutup pada lelaki, kecuali Ekqy dan Insan

Tentang masalah rasa ini, Insan sudah tau. Malah Insanlah yang memberi saran pada Ekqy untuk mengutarakan semuanya, walaupun hasilnya nihil. Yah bisa dibilang ada sebuah cinta berantai di persahabatan mereka.

****

Malam ini Insan kembali terlihat rapi dengan setelan kemeja kotak-kotak favoritnya. Rencananya, pada kesempatan ini ia akan mengungkapkan semua rasanya pada Nisa dan berharap Nisa dapat menjadi pacarnya.

Sebelum pergi, Insan menyempatkan diri menelpon dua sahabatnya.

“Apaaaa????” reaksi Ratu ketika tau Insan akan nembak Nisa. Rencana ini memang hanya difikirkan Insan seorang diri, jadi tak ada seorang pun yang tau.

“Iyaaa Tuu, gue mau nembak Nisa.. Doain gue yaaa, supaya temen lo ini nggak jomblo terus..” Ucap Insan bersemangat.

Ekqy terdiam dari tadi dengan seksama mendengar dialog Insan dan Ratu. *mereka lagi conference*

“Eh blay! Lo kok diem, semangatin gue kek!” Insan mengagetkan Ekqy.

“Eh iyee iyee!! Semangat blaayy guee!! Suksess brodaa!!” ucap Ekqy menggebu-gebu.

Ratu menyahut dari ujung telepon, dengan nada yang datar sekali “Sukses ya San..” dan disambung dengan sebuah kalimat dengan nada pelan, sangat pelan “Bahagiamu untukku San”. Ekqy dan Insan tidak mendengar karena memang mereka sibuk bercanda berdua.

*

Insan melangkah mantap keluar mobil. Kali ini ia membuat janji di café tempat mereka pertama kali makan malam berdua.

Tak perlu menunggu lama seperti yang lalu, Nisa pun datang. Dengan bandana merah hati yang menempel indah dirambutnya menambah kecantikannya malam ini.

Seusai bersantap  malam, Insan mulai membuka obrolan yang serius yang mengarah pada tujuannya. Dengan iringan You Are The Universe milik The Brand New Heavies yang sudah di aransemen menjadi acoustic version yang membuat unsur romantic semakin kental.

Insan sukses meluapkan segala perasaannya tentang Nisa. Namun Nisa, ia tertegun mendengar semua pernyataan Insan barusan. Insan menatap dalam pada Nisa, tetapi Nisa hanya tertunduk, berfikir jawaban apa yang akan ia berikan.

“Maaf San, aku nggak bisa.” Ucapnya lirih, dilepasnya genggaman tangan Insan yang melekat.

Suasana mendadak hening, kali ini Tertatih dari Kerispatih melantun. Insan sudah tak tau lagi apa yang dirasakannya sekarang. Tak ada yang berani membuka pembicaraan diantara mereka. Nisa yang sudah terlanjur merasa bersalah, dan Insan yang menyesal. Mereka sama-sama tertegun dalam diamnya rasa. Namun fikiran mereka tak diam. Insan kembali menerawang kebelakang beberapa minggu bersama Nisa. Inilah kenyatannya, Nisa yang belum bisa membuka hati untuk lelaki lain sedang Insan yang terlalu berharap lebih pada Nisa.

Malam itu berlalu dengan kepedihan. Insan merasa sangat terjatuh. Ketika ia merasa benar-benar  bisa mencintai seseorang, namun cintanya bertepuk sebelah tangan.

****

Insan melangkah gontai melewati koridor-koridor kampus. Wajahnya tampak lusuh. Masih tampak besitan luka kemarin di mata Insan.

“Weeiiiisss brooo… gimana tadi malem???” lagi-lagi Ekqy sukses membuat orang kaget, dan kali ini Insan yang menjadi korban.

Insan menggeleng, menggeleng lemah.

“Lo gagal broo??? Ya ampunnn… Gue ikut sedih ya broo..” Ekqy menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu.

“Yang sabar ya bro… mungkin doi emang bukan buat lo…”sambungnya menenangkan.

Sementara dilain tempat, Ratu tampak lusuh. Ia masih terbaring di atas kasur. ‘Males gue kuliah, ntar pasti ngedengerin cerita si Insan sama Nisa lagi’ ucapnya dalam hati. Sejak tadi malam Ratu begitu was-was. Ia ingin bertanya pada Insan, namun enggan. Ratu masih memandangi layar handphonenya, lebih tepatnya memandangi  foto pada wallpaper itu. Yap! Fotonya bersama Insan. Tiba-tiba….

“1 new message” handphone Ratu bergetar menerima sebuah pesan singkat.

From: Ekqy
“Tu, lo kok gk ngampus? Sobat kita ada yg lagi berduka nih”

Ratu membalas cepat

To: Ekqy
“Hah? Berduka? Siapa yg mati kii??”

From: Ekqy
“-_- gk ada yg mati neng Ratu.. Si Ican tuh ditolak Nisa tdi mlm.. lo ke kampus kek, bantuin gw nyemangatin doi..”

Begitu membaca isi sms ke dua dari Ekqy, dengan sigap Ratu meloncat dari atas kasur. Menyambar handuk seraya membalas cepat sms itu.

To: Ekqy
“Oke gw ke kampus! Lo pada nunggu ditempat biasa aja yee..”

Selesai mengirim pesan itu, sesegera mungkin Ratu lari masuk kekamar mandi.

*

Ratu tiba ditempat biasa ia dan dua teman-lelakitersayang-nya itu berkumpul. Dari kejauhan sudah tampak Ekqy yang agak sedikit autis dengan handphonenya dan Insan yang tertunduk lesu sambil memain-mainkan topinya.

“Paraaahh si Nisa.. Paraahh.. Sampe segitunya itu si Ican..” Ucapnya sambil mencari parkiran.

“Wooooiiiii!!!!!” Ratu mengagetkan dua lelaki itu dari belakang. Sontak mereka berdua kaget sekaget-kagetnya. Bahkan telepon genggam milik Ekqy sampai melompat. Untung saja Ekqy sigap menangkapnya, kalau tidak, bisa-bisa Ratu di cincang-cincang menjadi serpihan-serpihan daging.

“Ah! Kampreeettttt looooo!!!” Ekqy menjabak sebentar rambut indah Ratu.

Insan tak memberi respon banyak. Ia hanya menggeleng melihat adegan Ekqy & Ratu barusan. Ia melanjutkan kegalau-annya

“Caann.. Udah doong galaunyaa… Pasti ada yang lebih baik yang Tuhan kasih buat lo..” Ratu menenangkan. Diusapnya lembut punggung Insan.

“Gimana kalo kita jalan aja sekarang… Yayaya? Kemana gitu kek yang seru!” Bujuk Ratu.

“Setujuuuu!!! Mari kita makaannn!” Ekqy yang tak diharap jawabannya malah menjawab semangat.

“Yeeee elo mah makan muluuuu…!!” Ratu menoyor kepala Ekqy.

Tiba-tiba Insan bangkit dari tempat duduknya dan melihat kearah dua sahabatnya yang lain seraya mengangguk.

“Naahh gitu dooonggg!!! Hhahahaha” Ekqy merangkul Ratu dan Insan bersamaan. Jadilah mereka seperti trio kwek-kwek versi tua.

Hinggar hari-hari berikutnya mereka lalui bertiga dengan penuh warna.

Insan sudah mulai mengutip semangat-semangatnya yang sempat tercecer. Ratu bahagia bisa melihat orang tercintanya kembali tersenyum. Ekqy amat senang masih bisa mengahabiskan waktunya bersama sahabat-sahabat tersayangnya.

****

Lama kelama-lamaan, Insan mulai merasa ada yang aneh dengan perasaannya terhadap Ratu.

“Apa mungkin wanita yang Tuhan titipkan untukku itu Ratu? Tapi dia sahabatku. Kalau memang ini benar-benar cinta, apa Ratu rasakan hal yang sama seperti ini?” Insan berdialog sendiri dengan hatinya.

Ditempat lain, pada waktu yang sama, Ratu juga sedang ber-argumen dengan perasaannya. Ia terus menebak-nebak apakah Insan merasakan yang ia rasakan.

“Gue harus bilang ini semua ke Insan. Gue nggak boleh gini terus. Gue terima semua resiko yang ada.” Ratu bertekad, memantapkan hatinya.

Ditempat yang lain lagi, Ekqy sedang duduk terpaku ditepi ranjangnya. Tangan kanannya memegang sebuah foto, foto siapa lagi kalau bukan trio kwek-kweknya. Sementara tangan kirinya memegang sebuah surat, sebuah tiket pesawat penerbangan keluar negeri serta sebuah paspor. Ya! Ekqy akan segera meniggalkan Indonesia dalam kurun waktu yang cukup lama. Ia mendapat beasiswa ke Australia. Ekqy memang belum memberitahukan hal ini kepada sahabatnya. Ia merasa belum siap untuk tinggal jauh dari sahabat-sahabatnya. Tapi esok Ekqy telah berjanji pada dirinya untuk memberitahukan semua ini.

****
Trio kwek-kwek KW 99 terduduk diam ditempat biasa mereka ngumpul. Semuanya sama-sama akan mengungkapkan sesuatu. Ekqy memecahkan kesunyian. Ia mulai angkat bicara..

“Guys.. Ada yang gue mau omongin sama lo bedua” nadanya sedikit melemah.

“Besok, gue berangkat ke Australi. Gue mau ngelanjutin study disana.” Bibir Ekqy mulai bergetar.

Ratu dan Insan menunjukkan ekspresi kaget. Mereka sama-sama tak berbicara, hanya pelukan yang mereka berikan.

“Maaf ya, gue baru ngasih tau sekarang. Gue sengaja, gue nggak mau kita sedih lama-lama.” disela-sela pelukan itu Ekqy menyambung kalimat yang sebelumnya.

Tubuh Ratu nampak berguncang menahan isak tangis, Insan hanya menepuk-nepuk punggung sahabat terbaiknya itu sambil tetap menahan air mata.

“Gue tau ini berat. Gue juga ngerasanya gitu…. Tapi mau begimana lagi…. Lo semua juga taukan gue memang punya mimpi untuk kuliah di sono… Awalnya gue juga nggak tau harus pilih yang mana… Tapii… Asal lo bedua tau, gue milih pergi bukan berarti gue nggak sayang sama lo, gue sayang.. Sayaaaaannngggg bangeettt sama kalian beduaa….” Ekqy menambah kencang pelukannya pada Insan dan juga Ratu. Tampak airmata mulai membasahi wajahnya. Ia pun berkata-kata lagi dalam isak tangis yang mulai menyeruak..

“Gue nggak mau kehilangan lo beduaaa……” tangis pun pecah.

“Ekqqqyyyyyyy…… Jangan pergiiii kyyyyyyy….. Gue masih pengen punya sahabat kayak elo kyyyyy…… Hiks hiks hiks” Ungkap Ratu sambil terus berusaha mengusap air mata dipipinya.

“Sobbbb… Lo sohib guee bangeettt!!! Lo udah gue anggap kayak sodara sendiriiiii…. Gue nggak mau kehilangan elloooooo…..” Insan mencengkram erat punggung Ekqy. Mau tak mau ia harus ikhlas air matanya jatuh.

Pelukan mereka semakin erat. Isak tangis Ratu semakin terlihat jelas. Tubuh mereka sama-sama berguncang cukup kuat, menandakan semakin banyak tangis yang keluar. Ratu tak berhenti mengeluh-eluh kan semua kenangan yang pernah ada.

Tiba-tiba Ekqy melepas pelukan itu. Ditatapnya tajam kedua sahabat terbaiknya. Sedikit diberikannya senyum untuk mereka.

Ekqy menarik tangan kanan Insan dan tangan kanan Ratu. Ditaruhnya kedua tangan itu saling berpegangan.

“Gue tau kok, diantara kalian itu ada benih-benih cinta… Gue mau liat lo bahagia bedua…” Ekqy mencium lembut kedua tangan itu.

Ratu kembali meberikan pelukan perpisahan untuk Ekqy. Insan hanya bisa berusaha menghapus air matanya yang tetap mengalir.

“Udaah udaahh…. Luntur tuh ntar cantiknya neng Ratuuu…. Udah yaaa…. Gue pasti bakal balik lagi kok… kalo ada libur panjang gue pasti balik ke Indo….” Ekqy menenangkan Ratu.

Tangan mereka kini saling berpegangan. Erat… Erat sekaliii… Seolah-olah tak ingin dilepas.

Sisa hari itu mereka habiskan bertiga. Tentu saja dengan status Insan yang sudah menjadi kekasih Ratu. Penuh dengan canda tawa dan isak tangis.

Indahnya sebuah persahabatan ketika kita bisa saling mengungkapkan apa yang kita rasa tanpa perlu ada yang ditutupi. Saling mendukung satu sama lain. Saling mengerti dan selalu memberikan yang terbaik yang dapat kita lakukan.

Don’t you worry, Don’t be angry…
Temanmu di sini.
Kamu sangat berarti, istimewa dihati
Selamanya rasa ini…
Jika tua nanti kita telah hidup masing-masing
Ingatlah hari Ini…
(Ingatlah Hari Ini, Project Pop)

SELESAI

I'll Be Miss You My #SEMBILANSATU !!! Sukses Menanti Kita!


Tanpa terasa tiga tahun itu telah usai, putih biru itu sudah tergantung rapi bersama kenangan-kenangan yang menempel. 

Sedih, senang, tangis, tawa, malu, bangga, kecewa, semuanya sudah kita rasakan bersama. Persilisihan, pertentangan, kebersamaan, mereka semua sudah kita baur menjadi satu selama tiga tahun belakangan ini.

Bangganya aku pernah menghabiskan tiga tahun bagian dari hidupku untuk kulalui bersama kalian. Dan kebanggan itu akan tetap akan melekat selamanya, bahkan di esok hari akan kuceritakan pada semua orang bahwa aku bahagia telah mengenal kalian.

Berat rasanya meninggalkan semua kebiasaan-kebiasaan yang sudah ada. Mulai dari yang kecil sampain yang fatal. Tiga tahun bersama, tidak ada perpindahan kelas, susunan bangku tidak berubah, begitu juga dengan paras wajah-_- guru-guru yang masuk juga itu-itu aja.

Kebersamaan kita itu ibarat makan nasi, sudah menjadi kebutuhan pokok, tak peduli seberapa sering, ya walaupun kadang bosen melanda.

Sedih yang mendalam pun turut kurasakan ketika harus kurelakan waktu memisahkan kita. Hanya tangis yang dapat mengungkapkan kesedihanku. Tak habis fikirku membayangkan sisa hidupku yang lainnya tanpa kalian. Tanpa senyum, tanpa tawa yang selalu mengalir ikhlas dari kita masing-masing.

Dan lagi air mataku tercurah ketika harus kutulis beberapa bagian dari kenangan kita ini.140karakter twitter tak cukup untuk menulis semua yang telah kita jalani. Bahkan 1000karakter blog pun tak mampu menampung semua kisah kita. Aaahhh... Segudang tipe-ex juga takkan bisa menghapus kenangan kita.. *eh, emang kita punya tipe-ex teman2?? Hihi :D

Yang selalu menjadi pertanyaan dibenak ini, akankah kutemukan yang seperti kalian di esok nanti? Akankah masih bisa kurasakan kebersamaan kita selama ini?

Mungkin, jika 3tahun itu kita jadikan sebuah sinetron kejartayang, ntah berapa episode, ntah berapa konflik, yang membumbuinya.

Kalau di ingat-ingat, waktu pertama-pertama kenal beda sama sekarang haha apalagi pas jaman-jamannya materikulasi.

Hanya doa yang bisa kupanjatkan agar suatu saat nanti kelak dua puluh delapan manusia dengan karakter  yang berbeda dengan sifat yang tak sama dipersatukan lagi dalam suatu waktu.

Terimakasih, itu yang berkali-kali ku ucapkan ketika air mata terpaksa jatuh membasuh pipi.

Terlalu banyak pelajaran yang kuterima dari kalian. Saat ini, esok dan selamanya kalian adalah yang terbaik. Kalian adalah duapuluhdelapan-ku. Getir rasaku ketika harus kusebut “Sembilan Satu”. Dan sekali lagi air mata harus terjadi.

Tuhan, tolong tetap jaga mereka. Bantu mereka dalam setiap langkah dalam meraih kesuksesan. Biarkan kenangan kami selalu terukir ditempat terindah didalam hati sebagai pengingat ketika kami akan saling lupa satu sama lain.

Sebelumnya saya mau minta maaf sama kalian. Mungkin becandaan saya ada yg bikin kalian sakit hati, mungkin tingkah saya ada yang bikin kalian kesel

Saya bangga punya kalian #sembilansatu !! Saya bangga bisa ditakdirkan ada di antara manusia-manusia super seperti kalian!!

Terimakasih juga telah mewarnai hidup saya selama 3tahun belakangan ini :') saya takkan temukan kelas seperti kalian di tempat lain, pasti!

Thanks for everything #sembilansatu !! Pengalaman mengajarkan kita utk menjadi lebih dewasa!! Sukses untuk kita semuaa!!!

God Know The Best, God Give The Best !!
God Bless!!!

Cerpen "Love is MAGIC"


'Love is Magic' tulis Ekqy di halaman terakhir pada buku catatan sejarahnya.

“Ciiee.. tau deh yang lagi poling in leepp..” Ledek teman sebangkunya, Insan.

“Apaan sih lo..” ketus Ekqy dengan pipinya yang mulai memerah.

Tak terasa bel istirahat berbunyi, guru sejarah pun mulai meninggalkan ruang kelas.

“Kantin nyookk..” Ajak Christian yang memang berteman akrab dengan Ekqy dan juga Insan.

“Ayookkk…” dengan sigap Ekqy menerima ajakan temannya itu. Sementara Insan dan Christian hanya menggeleng melihat tingkah sobatnya yang sedang jatuh cinta.

Tibanya dikantin, dengan perasaan berbunga-bunga Ekqy memesankan makanan untuk kedua sahabat nya.

“Liat tuh si Ekqy, biasanya tuh ya dia paling males kalo disuruh pesen makanan. Nah, ini malah dia yang pesenin semuanya.” Ujar Christian.

“Itu dia salah satu kekuatan cinta bro, pokoknya love bener-bener is magic menurut gue.” Tanggap Insan.

“Gue heran, apasih enaknya cinta? Menurut gue cinta itu basi, cinta itu nggak pernah ada!!” ucapnya ketus.

“Jjaah ngeyel nih anak nih! Ngeyel! Kalo nggak karena cinta, lo nggak bisa hidup sampe segede ini..” tegas Insan.

“Apa? Maksud lo cinta yang ngegedein gue? Hellooo man.. gue gede karena kemampuan gue sendiri, bukan cinta!” bentak Christian seraya menghempaskan tangannya ke atas meja dan berlalu meninggalkan Insan sendirian.

Ekqy datang dengan tangan yang penuh dengan makanan, layaknya seorang pelayan di rumahmakan padang.

“Loh, itu si Christ kenapa pergi?” Tanya Ekqy heran.

“Yaudahlah biaran aja, biasa kan dia kayakgitu..” Jawab Insan mencoba santai.

“Pasti ngedebatin tentang cinta lagi lo bedua ya?” Tanya Ekqy lagi.

Insan tak memberi tanggapan, mencoba cuek. Ia langsung melahap makanan yang dibawa Ekqy.

Christian memang agak sensitive kalau disinggung tentang cinta, ia merupakan salah satu korban broken 
home. Orang tuanya memutuskan bercerai ketika ia kelas 6 SD dan Christian memilih untuk tidak tinggal diantara orangtuanya, ia memilih tinggal bersama Oma dan Opanya. Ia tak percaya dengan kekuatan cinta. Menurutnya cinta itu hanya omong kosong belaka. Cinta itu hanya manis diawal dan berantakan di akhir. Dia mengartikan cinta seperti apa yang ia lihat pada orang tuanya.

Bel pertanda berakhirnya aktivitas belajar mengajar hari ini pun berbunyi. Christian yang masih sedikit jengkel dengan Insan memilih untuk pulang sendirian, padahal biasanya ia pulang bersama Insan karena memang rumah mereka satu arah.

“Masih belum baikan bro?” Tanya Ekqy seraya memasang helm dikepalanya.
Insan hanya menjawab dengan gelengan kepala. “Gue cabut duluan ya..” pamit Insan dan berjalan menuju kearah mobilnya.

****
Ekqy masih asyik memandangi handphone nya, ia masih menunggu balasan sms dari “perempuannya”.

“Kqqyyy.. makan dulu yuk, makanannya udah mama siapin nih.” Teriak sang Ibu dari ruang makan.

“Iyaa Maaa.. Ntar lagi deeehhh, masih kenyang nih…” Jawabnya dengan sambil berteriak juga.

‘Lama banget ini si Nia ngebalesnya yak?’ tanyanya dalam hati.

Tak lama handphone Ekqy bergetar. Dengan hati yang berbunga-bunga ia membuka..

“Damn!! Kirain Nia, eh taunya si monyet!” Ucap Ekqy kesal, memang yang tertera disitu ialah “Message from Insan” bukan “Message from Nia”.

‘Ekqy, temenin gue yuk ketemu Christian. Gue nggak enak hatini sama doi. Gue jemput lo kerumah skrg ye! Oiya, gue bawa Freddy juga nih’ begitulah isi pesan singkat yang diterima Ekqy dari Insan.

Tak lama kemudian..

“Permisi tante, Ekqynya adakan ya?”

“Oh ada kok San, tunggu ya tante panggilin..”

Ekqy dengan balutan jaket dan jeans terlihat begitu kece siang itu.

“Ma, Ekqy pegi dulu yah. Mau kerumah Chris bentaran.” Ucap Ekqy, pamit.

“Ya udah, hati-hati yaa..”

***
Sementara, Christian sedikit agak gelisah mengingat perdebatannya dengan Insan tadi.

Terdengar teriakan nama Christian dari bawah, sudah kebiasaan mereka memanggil dengan teriak-teriak seperti itu, lagipula memang kamar tidur Christian terletak dilantai dua.

“Kayak suara anak-anak deh, ngapain mereka?” ucapnya menerka-nerka.

Christian segera bangkit dari atas kasurnya, lelah juga ia mendengar teman-temannya berteriak seperti itu.

“Ada apaan sih!” Jawabnya dengan sedikit nada ketus.

“Christian, maafin Insan yaaa..” canda Insan layaknya iklan sebuah provider.

Ekqy dan Freddy tak kuat menahan tawa melihat tingkah teman mereka itu. Christian pun tertawa meski agak sedikit ditahan, mengingat ia belum memaafkan Insan.

“Christian, please! Maafin akulaahh.. Apa sih susahnya maafin…” Kegilaan Insan semakin menjadi-jadi, Ekqy tak kuat lagi, bahkan perutnya sampai sakit menyaksikan Insan dengan gilanya.

Dengan tawa yang membahana, Christian keluar menemui sobat-sobatnya itu.

“Hahahahahahhahahahha…. Icaannnnnn… Sumpaahhh, gila banget loo tadiiii… hahahhaha” Ujar Christ seraya memukul-mukul pundak Insan.

“Hahaha tau nih, gila banget si Ican… hahahaha” Ekqy menyambung.

“Hahaha.. ini semua demi loo tauu..” Ucap Insan seraya memasang wajah semanis mungkin.

“Anjrriittt!! Najiiss muke looo!! Hhahahaha..” Tawa mereka semakin pecah, taman rumah Christ yang tadi sepi, sekarang begitu ramai karena tawa mereka.

***
Di hari minggu pagi ini wajah Ekqy begitu tampak ceria. Mengapa tidak, rencananya hari ini iya akan mengungkapkan perasaannya pada sang wanita pujaan. Sebelumnya ia akan mengajak wanitanya untuk ikutan jalan bareng ketiga sahabatnya yang kocak.

“Ma, Ekqy pergi yaaa… Mau main sama Insan, Christ, Freddy…” pamitnya seraya memasuki mobil.

Ekqy sudah janji untuk bertemu ketiga temannya yang lain ditaman biasa mereka ngumpul. Ternyata Insan, Freddy dan juga Christian membawa berita yang tak kalah membahagiakan.

“Kqy, lo tau nggak, Afdan lagi disini loohh..”  Ucap Freddy.

“Hah serius lo? Mana mana mana?” Tanya Ekqy sambil mencari sosok sobat lamanya.

“Ya nggak disini juga kali. Doi lagi main kemari, katanya sekarang lagi dirumah tantenya.” Jawab Insan menyambung.

“Nah, yang dari tadi kita betiga debatin ialah, dimanakah rumah tante Afdan??” Ujar Christ, mengagetkan.

“Gue sih pernah diajak kesono sama Afdan, tapi gue nggak inget jelas dimananya.” Sambung Freddy.

“Di daerah mana emang Fred?” Tanya Ekqy.

“Di daerah itu loohh *sensor*..” Jawab Freddy.

“Waahh, pas banget! Rumah Nia didaerah situ juga, yaudah deh kita kesono sekarang.”

Freddy ikut dengan mobil Ekqy, sementara Christ dan Insan memutuskan untuk satu mobil.

Setelah hampir setengah jam mengitari komplek yang dimaksud..

“Yang mana rumahnya Fredd???? Abis nih bensin gue lama-lama..” Tanya Insan dari mobilnya.

“Aduh, gue lupa nyoo… Udah berubah banget sih, lagian gue tuh kemari udah tiga tahunan yang lalu…”

“Nah, rumah gebetan lo yang mana ky??” sambung Christ.

“Hehe tunggu ye, ini lagi gue tanyain…” jawabny sambil mengetik sesuatu di handphonenya.

“Nah, katanya rumah di pojok komplek. Disono!” Tunjuk Ekqy.

Bergegas mereka menuju rumah yang dimaksud. Hampir kelewatan, namun Nia yang sudah tanda dengan mobil Ekqy langsung berteriak seraya lari keluar pagar “Ekkqqqyyyyyy……”

“Cewek lo noh dibelakang” Ujar Freddy.

“Oh iye, kelewatan kita. Suruh itu dua monyet putar balik.” Ucap Ekqy.

“Eh, kayaknya gue inget sama daerah ini..” gumam Freddy pelan.

“Apa???” Tanya Ekqy yang heran melihat temannya komat-kamit gaje.

“Nggak kok, nggak apa-apa..” Jawab Freddy seraya keluar dari mobil.

“Haaii Nia..” Sapa Ekqy.

“Hai ky.. Haiii temen-temennya Ekqy..” Sambut Nia dengan ramah.

“Masuk yuk..” Ajaknya.

Setelah mereka semua duduk rapi diruang tamu Nia,

“Emm, kita jadi jalan nggak nih?” Tanya Nia.

“Jadi dong..” Jawab Ekqy cepat.

“Ya udah, tunggu bentar ya. Aku siap-siap dulu.”

Mereka hanya menggangguk. Freddy yang sedari tadi merasa seperti sudah tidak asing lagi dengan tempat itu sesegara mungkin menelusuri tiap-tiap sudutnya, hingga..

“Eh liat deh, ini kan Afdan??”  Tanya Freddy, mengagetkan.

“Eh iyeiye bener..” Sambung Insan, mendekati Freddy.

“Bener ternyata feeling gue dari tadi. Ini rumah tante Afdan!!” ujar Freddy.

Seketika Christian beteriak “Afdaaannn… Afdaann…”

“Christ, nyantai kali. Ini rumah orang tau…” ucap Ekqy.

“Tau nih si Christ, lagi kumat kali yak..” sambung Insan.

Tiba-tiba sosok lelaki dengan kekecean yang luar biasa, muncul.

“Afdaaannnnn…..” teriak Insan seraya bergelayutan di pundak lelaki yang ternyata beneran seorang Afdan.

“Huuaaa.. Daannn.. makin-makin aje lo sekarang…”  ucap Ekqy sambil memeluk sobat lamanya itu.

Afdan, Ekqy, Insan, Christian, dan Freddy sudah bersahabat sejak SMP, namun ketika menginjak SMA mereka agak terpisah. Afdan melanjutkan sekolah diluar kota, Freddy masih dikota yang sama namun beda sekolah. Hanya Insan, Christ dan Insan lah yang satu sekolah, bahkan satu kelas.

“Pasti lo semua pada mau nemuin sepupu gue si Nia kan?” Tanya Afdan.

“Kok lo tau?” Ekqy heran.

“Haahaha Nia udah certain semuanya. Tadinya juga gue nggak yakin kalo yang dimaksud si Nia itu lo lo pada, tapi setelah mendengar cerita lebih lanjut, gue yakin banget itu lo.”

“Sialan loo.. Jadi Nia sepupu lo? Hahaha sempitt banget dunia” ujar Ekqy.

Tak lama setelah mereka asyik ngobrol, Nia muncul. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk mengajak Afdan juga. Jadilah pasukan Power Rangers ini kembali bersatu.

Hari itu terasa begitu panjang, segerombolan Power Rangers yang kembali bersatu, Ekqy yang berhasil menaklukan hati Nia, hingga Christ yang bertemu dengan sosok wanita yang mampu membuatnya enggan untuk pulang tadi.

***
Christian sedang asik membuat coret-coretan abstrak dibuku tulisnya, seolah-olah mewakili perasaannya yang sedang tak karuan karena cinta.

“Hayolhooo.. Galau amat muke lo?? Kepikiran cewek yang kemaren ye loo.. Sii sendokk, eh sendii! Iyaiya sendi!” celoteh Insan.

“Apaan sih, kagak kaliiii.”


“Halaah, pake ngeles segala lo! Udah ngaku aja.. Lo jatuh cinta kan sama dia?? Love itu emang is magic! Sekarang lo rasain sendiri kan??” Ledek Insan seraya berlari meninggalkan Christ, takut mendapat bogem mentah.

Christ tertegun, pikirannya melayang memikirkan apa yang barusan di ucapkan sobatnya. ‘Nggak, nggak mungkin gue jatuh cinta. Ini bukan cinta namanya!’. Christ masih saja berperang dengan hatinya. Dia masih dihujam rasa gundahgulana.

Sepulang sekolah hari ini, iya berniat untuk ikut latihan kembali di club basketnya. Memang sudah cukup lama ia tak terjun lagi ketempat yang sempat membuatnya menjadi pria idaman pada masa-masa SMP dulu. 
Namun semua niat itu mendadak runyam ketika ia menemukan Sandy, wanita yang membuatnya hampir gila, ditempat latihan basket.

“Lha? Itu si Sandy kan ya?? Ngapa disini tuh cewek.” Celotehnya pada dirinya sendiri, ia berjalan menuju wanita itu.

“Sandy??” Ucapnya menyapa setengah tidak yakin.

“Eh, kamuu… Emmm yang kemaren di mall kan?? Emm, kkkk.. aduh siapa sih namanya? Lupa? Hehehe” Ia menjawab dengan sedikit cengengesan.

“Christian..” tegas lelaki yang memiliki tinggi semampai ini sambil mengulurkan tangannya.

“Oh iyaa.. Christian..” Sambung Sandy seraya berjabat tangan dengan Christian.

Christian dan Sandy menghabiskan setengah dari  waktu berlatih mereka untuk ngobrol-ngobrol seputar hobi mereka yang ternyata sama, tentang kehidupan mereka, dan mulailah mengarah ke cinta. Ternyata Sandy tak jauh berbeda dengan Christian, ia tak begitu mempercayai kekuatan cinta. Tapi sepertinya sepasang umat manusia ini mulai bisa meluruskan hati mereka tentang cinta. Christian sedikit demi sedikit mulai menyadari bahwa yang dirasakannya selama ini itu ialah cinta, begitu juga dengan Sandy.

Semenjak pertemuan siang itu, Sandy dan Christian lebih banyak menghabiskan waktu berdua, baik hanya untuk sekedar nonton film ataupun latihan basket. Christian sendiri mulai yakin dengan perasaannya. Mulai banyak tingkahnya yang berubah layaknya manusia yang sedang dimabuk cinta.

“Lihat tuh ky si Christ… Sekarang dia yang ngegantiin lo kayaknya… Hahahaahaha..” Canda Insan dibangku kantin seraya memperhatikan sahabatnya, Christian, yang sibuk dengan makanan-makanannya.

“Nah, lo kapan dong kayak kita..” Tanya Ekqy dengan sedikit ledekan.

“Gue belum nemuin orang yang tepat… Hahahaha” Insan sedikit mengelak.

Tak lama, Christian datang dengan tangan yang penuh makanan.

“Ajee  gileee.. Ngapa banyak amat Christ??” Tanya Ekqy heran.

“Udah deh makan aja, kalo nggak abis kan bisa dibawa kekelas. Oh iya, gue liatin dari jauh kayaknya lo pada ngegosipin gue nih?” Tanya Christian penuh percaya diri.

“Hahaha kalo iye kenapa emang? Aneh aja sama tingkah lo. Jadi sekarang udah percayakan kalo Love Is Magic??” Tanya Insan meledek.

“Hahahahaha udaah udaaah.. Tapi dikiitt.. Dikiittt…!!” tegasnya.

***
Saat lima Power Rangers ini sedang berkumpul, Christian mencuri kesempatan untuk sedikit mengeluarkan unek-uneknya.

“Guys, kalo gue nembak Sandy, kira-kira diterima nggak yaa??” tanyanya mengagetkan semua. Ekqy yang sedang asyik dengan cemilannya sampai keselek, sedangkan yang lain tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Christian barusan

“Hahahahaha… Lo nggak kenapa-kenapa kan Christ?? Atau jangan-jangan lo kesambet lagii.. Hahahaha!” Ledek Afdan seraya memeriksa kening Christian.

“Hahaha tau nih si Christ…. Lo nggak lagi becandakan?? Hahaaha” Freddy menyambung.

“Kampret lo pada!! Ya gue seriuslah!! Gue ngerasa kalo Sandy is my everything!” Christian menanggapi.

“Dan love itu beneran is magic!!!” Sambungnya lagi.

Mereka semua tertawa bahagia. Bahagia karena sahabat mereka yang mulai kembali pada jalan yang benar. Bahagia bisa menghabiskan waktu seindah itu bersama. Mereka juga memantapkan niat Christian untuk mengungkapkan perasaannya. Dengan percaya diri mereka mulai mengatur siasat.

***
Saturday Night kali ini Christian semakin memantapkan niatnya untuk mengungkapkan perasaannya pada Sandy. Dengan dukungan penuh dari pasukan Power Rangersnya ia semakin yakin. Malam itu ia memiliki sebuah kejutan untuk Sandy. Christian bukan tipe lelaki romantis, tapi khusus malam itu ia menjadi sosok lelaki yang saangat romantis Terbukti dari pemilihan tempat serta tatanan meja dan juga lampu-lampu yang ada ditempat itu. Ia menyiapkan sebuah makan malam spesial untuknya dan Sandy.

Sandy pun sudah berpenampilan begitu anggun dengan gaun berwarna hijau tosca yang terlihat pas 
dibadannya. Bahkan Christian benar-benar tampak terpesona dengan Sandy malam itu. Sandy duduk di kursi yang telah disiapkan Christian. Mereka memulai acara romantis itu. Disaat keduanya sedang menikmati makan malam, tiba-tiba saja semua lampu padam. Hingga tak ada cahaya sedikitpun kecuali kekuatan bintang dan bulan yang ada. Namun, terdengar sebuah alunan lagu dari Rod Steward – For The First Time melantun dengan indahnya. Beberapa lampu yang agak remang mulai menyala.

Christian tampak berlutut dihadapan Sandy. Digenggamnya jemari Sandy dengan penuh cinta.

“Sandy, malam ini izinkan aku mengungkapkan semuanya. Tentang rasaku, tentang cintaku. Kau ajarkanku banyak hal, kau bisa membawaku kembali merasakan kekuatan cinta. Maukah kau menjadi yang pertama bagiku?? Menjadi kekasih hatiku??” dengan kata-kata bersajak itu Christian semakin meluluhkan hati Sandy.

Sandy tak dapat berkata apa-apa. Ia hanya mengangguk seraya menyinggungkan sebuah senyum yang sangat manis. Dengan cepat Christian meloncat dan mendekap erat tubuh Sandy. Lampu pun kembali menyala seperti tadi. Dan gerombolan Power Rangers yang dari tadi ada dibalik semua ini, muncul kepermukaan.

“Yeeeaaahh… Blaaayyyy!! Congrattsss blaayyy!!” Ucap Ekqy memberikan selamat pada sahabatnya ini. Disusul dengan Insan, Afdan, dan Freddy. Malam itu Ekqy juga bersama kekasih tersayangnya, Nia.

Malam itu terasa sangat indah. Untuk Christian yang pada akhirnya benar-benar dapat merasakan bahwa Love Is Magic. Dan juga untuk yang lain, yang turut larut dalam bahagia malam itu.

Tak ada satupun manusia yang dapat menaklukan kekuatan cinta. Sekalipun mereka yang membenci cinta, mereka yang berfikir cinta itu tak pernah ada. Malam itu sebagai malam pembuktian kepada pasukan Power Rangers dan juga dunia, bahwa Love Is Magic.

******
SELESAI
Diberdayakan oleh Blogger.