Nih ada cerpen baru niiih!!! Cekidot guysss....
Starting...
I Miss You-nya Ten2Five
melantun indah dari bibir penyanyi cafe. Insan duduk tak jauh dari situ,
menanti kedatangan seseorang. Sesekali ia lirik jam ditangannya. Sedikit memainkan jarinya diatas meja
mengikuti irama lagu dari penyanyi cafe dan melirik ke seluruh sudut. Dengan balutan kemeja kotak-kota berwarna
biru tua, Insan sangat terlihat tampan malam itu. ‘Lama banget si Nisa’
lirihnya dalam hati.
Dan tak lama tampak sosok wanita
cantik mengenakan dress pendek selutut dengan rambut sedikit bergelombang melambaikan tangan ke arah Insan.
“Saannn…!!!” teriak wanita itu
seraya melambaikan tangannya dan terus berjalan menuju Insan.
“Eh Nisa, silahkan duduk..” Insan
menggeser kursi didepannya, mempersilahkan wanita yang ternyata Nisa itu duduk.
“Iyaiya.. Sorry ya san, gue
telat. Lo udah lama?” dengan nada yang sedikit menyesal ia berujar.
“Nggak kok nis, gue juga baru.”
Insan berbohong, padahal sudah setengah jam lebih ia menunggu gadis cantik itu.
Nisa yang memang menyadari kalau Insan berbohong mecoba untu mengabaikan.
“Oiya, lo mau makan apa?” Tanya
Insan sambil menjentikkan tangannya keatas, memanggil pelayan.
Nisa membolak-balik buku daftar
menu, memang baru pertama kali ini ia ke café itu, wajar kalau gadis manis ini
terlihat bingung. “Gue terserah aja deh, ngikut lo aja.”
Tak lama makanan mereka datang.
Dengan iringan penyanyi café yang kali ini membawakan Could It Be-nya Raisa,
mereka menikmati makan malam kali itu.
Insan jingkrak-jingkrak aneh setelah makan malam istimewanya itu
dengan Nisa. Jelas saja, Insan dan Nisa sekarang sedang dalam masa PDKT
(pendekatan). Dan menurutnya acara mala mini berjalan dengan sukes.
Sudah lama Insan menaruh rasa
pada Nisa, namun ia belum berani untuk mendekati gadis itu. Insan dan Nisa satu
kampus, jadi tak begitu sulit untuk Insan mendekatinya. Bagaimana dengan Nisa?
Ntahlah, Nisa juga masih bingung. Ia masih saja dihantui oleh bayang-bayang
masalalunya bersama mantan kekasih. Cukup tragis tragedy cintanya dengan sang
mantan. Ia terpaksa menjomblo hingga sekarang karena sang mantan tewas dalam
kecelekaan bersamanya. Beruntung nyawa Nisa masih terselamatkan.
****
“Gimana San tadi malem? Sukses
blay??” Tanya Ekqy sahabat karibnya.
“Yaaa mayan laah..” jawab Insan
dengan wajah sumringah.
“Eh, kok lo sendirian? Si Ratu mana?”
sambung Insan lagi mencari teman se-gengnya.
“Tau, belom nongol dari tadi.”
Sebenarnya Ratu berada tak jauh
dari mereka. Ia sengaja bersembunyi seraya mendengarkan percakapan dua teman
lelakinya itu. Jujur saja, sebenarnya Ratu tidak suka melihat Insan mendekati
Nisa. Ratu, yang sudah berteman dengan Insan sejak SMA mulai merasa ada bumbu
cinta dihatinya pada Insan. Ia mengerti kalau itu salah, tak sepantasnya ia
jatuh hati pada sahabat sendiri, tapi apa bisa dikata. Cinta datang tanpa
permisi, ia memasuki hati siapa saja, tak ada yang dapat mencegatnya.
“San.. San.. Kenapa lo mesti
susah-susah ngedeketi cinta lo. Dia ada di sekitar lo sekarang.” Lirih Ratu
dalam hatinya.
****
Pikiran Insan masih saja penuh
dengan Nisa. Kali ini ia benar-benar jatuh cinta. Saat trio kwek-kwek berkumpul, masih saja
yang menjadi trending topic itu Nisa. Dan lagi mereka membahas Nisa. Ratu yang
terpaksa berbaur, mau tidak mau harus mendengar celotehan dua lelakinya itu
tentang Nisa. Sebenarnya ingin sekali ia meninggalkan dua temannya itu dan
berlari sambil berteriak, namun ia takut teman-temannya malah curiga.
“Nisa itu cantiknya badai
bangeett…” Ucap Insan.
“Yoyoy! Setuju gue! Bukan Cuma
badai, angin tornado itu cantiknya si Nisa. Ya nggak Tu?” Ekqy menimpali seraya
bertanya kepada Ratu.
“Ya kali!” Ratu menjawab dengan
nada ketus.
“Jjaahh sewot amat. Kenape? Lo
sirik yee sama kecantikannya Nisa.” Tanya Ekqy lagi membanyol.
“Ih, najis banget! Jelas-jelas
cantikan gue laaah. Rese lo!” amarah Ratu mulai terpancing, kali ini seusai
menjawab ia meninggalkan teman-temannya.
“Tuuu! Ratuuu!” Insan memanggil
dengan sedikit berlari kearah Ratu.
“Udah doong jangan marah. Si Ekqy
kan cuma bercanda. Dimana-mana emang cantikan elo kok! Kalo lo nggak cantik
mana mungkin banyak yang mau temenan sama lo, iya kan? Ya udah, yuk balik yuk…”
Hati Ratu luluh, ini yang membuat
ia susah membuang cintanya dari Insan. Insan terlihat begitu memberi harapan
kepada Ratu. Walau sebenanya Ratu tau kalau itu hanya sekedar harapan palsu. Namun
bagi Ratu, ini saja cukup untuknya jika memang ia tak dapat memeliki Insan
sepenuhnya.
Obrolan mereka akhirnya tetap
berlanjut dengan mengganti topic pembahasan, walau pada ujungnya ntah kenapa
bisa bersangkutpaut dengan Nisa. Ratu hanya bisa menghela nafas panjang ketika
nama Nisa disebut.
****
I Miss You-nya Ten2Five
tampak melantun dari ipod milik Ratu. Gadis cantik ini terlihat sedang
menikmati ke galauan-nya. Disandarkannya tubuhnya pada kursi taman di
pekarangan rumahnya. Fikirannya melayang jauh, membayangkan tentang Insan.
Namun semua lamunannya itu buyar ketika sesosok makhluk mengagetkannya..
“Ratuuuuu!!!!!” kejut manusia
itu.
Ratu sedikit tersentak kaget, dan
kemudian “Tai lo Ky!!! Ganggu mulu kerjaan lo yee!!”
Ratu menggeser posisi duduknya,
menjauh dari Ekqy. Namun Ekqy malah sebaliknya, ia terus mendekat ketika Ratu
mencoba untuk menjauh.
“Jangan geser-geser terus dong
Tuu..” Rayu Ekqy seraya merangkulnya.
“Apaan sih!!” Ratu kesal, ia pun
melapas rangkulan tangan Ekqy.
“Gue tuh kemari mau minta maaf
sama lo. Lo bete terus kayanya sama gue dari kemarin.”
“Kenapa sih?” sambung Ekqy lagi.
“Ya elo nya rese gitu! Siapa yang
enggak bete coba?” kali ini Ratu
memanyunkan sedikit kedua bibir mungilnya.
“Hahaha.. Iya iya, gue kan mau
minta maaf.. Maafin gue yaaa kaka Atuuu…” Ujar Ekqy dengan sedikit nada manja
seraya mengacak pelan rambut sahabatnya itu.
“Oiya, lo kemaren kenapa sewot
banget sih? Lo cemburu ya??” sambung Ekqy lagi.
“Iiihh.. Lo tuh yaaa, baru juga
minta maaf udah nyari masalah lagiiii..” Ratu kembali kesal, ia mencubit lengan
Ekqy.
****
“Kayaknya dugaan gue bener deh.
Si Ratu beneran suka sama Insan. Eh, tapi masa iya sih? Mereka tuhkan temenan
udah lama banget..” gumam Ekqy, bingung sendiri.
Ia masih saja memikirkan hal itu.
Kalau ditanya, kenapa Ekqy penasaran sekali? Jawabannya karena Ekqy suka sama
Ratu. Rasa itu sebenarnya sudah lama. Bahkan Ekqy sempat sekali mengutarakannya
pada Ratu, namun jawaban Ratu “Maaf Ky, kita kenal emang udah lama. Tapi selama
ini gue anggap lo cuma sebagai sahabat gue. Lagian udah ada orang lain dihati
gue.”
Ekqy masih harap maklum dengan
kalimat-kalimat awal, tapi pada kalimat terakhir? Itu yang membuatnya risau.
Siapa orang yang ada dihati Ratu? Setau Ekqy, teman lelaki Ratu yang dekat ya
cuma dirinya dan Insan. Ratu juga tidak
pernah menceritakan apa-apa. Ratu emang agak sedikit tertutup pada lelaki,
kecuali Ekqy dan Insan
Tentang masalah rasa ini, Insan
sudah tau. Malah Insanlah yang memberi saran pada Ekqy untuk mengutarakan
semuanya, walaupun hasilnya nihil. Yah bisa dibilang ada sebuah cinta berantai
di persahabatan mereka.
****
Malam ini Insan kembali terlihat
rapi dengan setelan kemeja kotak-kotak favoritnya. Rencananya, pada kesempatan
ini ia akan mengungkapkan semua rasanya pada Nisa dan berharap Nisa dapat
menjadi pacarnya.
Sebelum pergi, Insan menyempatkan
diri menelpon dua sahabatnya.
“Apaaaa????” reaksi Ratu ketika
tau Insan akan nembak Nisa. Rencana ini memang hanya difikirkan Insan seorang
diri, jadi tak ada seorang pun yang tau.
“Iyaaa Tuu, gue mau nembak Nisa..
Doain gue yaaa, supaya temen lo ini nggak jomblo terus..” Ucap Insan
bersemangat.
Ekqy terdiam dari tadi dengan
seksama mendengar dialog Insan dan Ratu. *mereka lagi conference*
“Eh blay! Lo kok diem, semangatin
gue kek!” Insan mengagetkan Ekqy.
“Eh iyee iyee!! Semangat blaayy
guee!! Suksess brodaa!!” ucap Ekqy menggebu-gebu.
Ratu menyahut dari ujung telepon,
dengan nada yang datar sekali “Sukses ya San..” dan disambung dengan sebuah
kalimat dengan nada pelan, sangat pelan “Bahagiamu untukku San”. Ekqy dan Insan
tidak mendengar karena memang mereka sibuk bercanda berdua.
*
Insan melangkah mantap keluar
mobil. Kali ini ia membuat janji di café tempat mereka pertama kali makan malam
berdua.
Tak perlu menunggu lama seperti
yang lalu, Nisa pun datang. Dengan bandana merah hati yang menempel indah
dirambutnya menambah kecantikannya malam ini.
Seusai bersantap malam, Insan mulai membuka obrolan yang
serius yang mengarah pada tujuannya. Dengan iringan You Are The Universe milik The
Brand New Heavies yang sudah di aransemen menjadi acoustic version yang
membuat unsur romantic semakin kental.
Insan sukses meluapkan segala
perasaannya tentang Nisa. Namun Nisa, ia tertegun mendengar semua pernyataan
Insan barusan. Insan menatap dalam pada Nisa, tetapi Nisa hanya tertunduk,
berfikir jawaban apa yang akan ia berikan.
“Maaf San, aku nggak bisa.”
Ucapnya lirih, dilepasnya genggaman tangan Insan yang melekat.
Suasana mendadak hening, kali ini
Tertatih dari Kerispatih melantun. Insan sudah tak tau lagi apa yang dirasakannya
sekarang. Tak ada yang berani membuka pembicaraan diantara mereka. Nisa yang
sudah terlanjur merasa bersalah, dan Insan yang menyesal. Mereka sama-sama
tertegun dalam diamnya rasa. Namun fikiran mereka tak diam. Insan kembali
menerawang kebelakang beberapa minggu bersama Nisa. Inilah kenyatannya, Nisa
yang belum bisa membuka hati untuk lelaki lain sedang Insan yang terlalu
berharap lebih pada Nisa.
Malam itu berlalu dengan
kepedihan. Insan merasa sangat terjatuh. Ketika ia merasa benar-benar bisa mencintai seseorang, namun cintanya
bertepuk sebelah tangan.
****
Insan melangkah gontai melewati
koridor-koridor kampus. Wajahnya tampak lusuh. Masih tampak besitan luka
kemarin di mata Insan.
“Weeiiiisss brooo… gimana tadi
malem???” lagi-lagi Ekqy sukses membuat orang kaget, dan kali ini Insan yang
menjadi korban.
Insan menggeleng, menggeleng
lemah.
“Lo gagal broo??? Ya ampunnn… Gue
ikut sedih ya broo..” Ekqy menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu.
“Yang sabar ya bro… mungkin doi
emang bukan buat lo…”sambungnya menenangkan.
Sementara dilain tempat, Ratu
tampak lusuh. Ia masih terbaring di atas kasur. ‘Males gue kuliah, ntar pasti
ngedengerin cerita si Insan sama Nisa lagi’ ucapnya dalam hati. Sejak tadi
malam Ratu begitu was-was. Ia ingin bertanya pada Insan, namun enggan. Ratu
masih memandangi layar handphonenya, lebih tepatnya memandangi foto pada wallpaper itu. Yap! Fotonya bersama
Insan. Tiba-tiba….
“1 new message” handphone Ratu
bergetar menerima sebuah pesan singkat.
From: Ekqy
“Tu, lo kok gk ngampus? Sobat
kita ada yg lagi berduka nih”
Ratu membalas cepat
To: Ekqy
“Hah? Berduka? Siapa yg mati
kii??”
From: Ekqy
“-_- gk ada yg mati neng Ratu..
Si Ican tuh ditolak Nisa tdi mlm.. lo ke kampus kek, bantuin gw nyemangatin
doi..”
Begitu membaca isi sms ke dua
dari Ekqy, dengan sigap Ratu meloncat dari atas kasur. Menyambar handuk seraya
membalas cepat sms itu.
To: Ekqy
“Oke gw ke kampus! Lo pada nunggu
ditempat biasa aja yee..”
Selesai mengirim pesan itu,
sesegera mungkin Ratu lari masuk kekamar mandi.
*
Ratu tiba ditempat biasa ia dan
dua teman-lelakitersayang-nya itu berkumpul. Dari kejauhan sudah tampak Ekqy
yang agak sedikit autis dengan handphonenya dan Insan yang tertunduk lesu
sambil memain-mainkan topinya.
“Paraaahh si Nisa.. Paraahh..
Sampe segitunya itu si Ican..” Ucapnya sambil mencari parkiran.
“Wooooiiiii!!!!!” Ratu
mengagetkan dua lelaki itu dari belakang. Sontak mereka berdua kaget
sekaget-kagetnya. Bahkan telepon genggam milik Ekqy sampai melompat. Untung
saja Ekqy sigap menangkapnya, kalau tidak, bisa-bisa Ratu di cincang-cincang
menjadi serpihan-serpihan daging.
“Ah! Kampreeettttt looooo!!!”
Ekqy menjabak sebentar rambut indah Ratu.
Insan tak memberi respon banyak.
Ia hanya menggeleng melihat adegan Ekqy & Ratu barusan. Ia melanjutkan
kegalau-annya
“Caann.. Udah doong galaunyaa…
Pasti ada yang lebih baik yang Tuhan kasih buat lo..” Ratu menenangkan. Diusapnya
lembut punggung Insan.
“Gimana kalo kita jalan aja
sekarang… Yayaya? Kemana gitu kek yang seru!” Bujuk Ratu.
“Setujuuuu!!! Mari kita
makaannn!” Ekqy yang tak diharap jawabannya malah menjawab semangat.
“Yeeee elo mah makan muluuuu…!!”
Ratu menoyor kepala Ekqy.
Tiba-tiba Insan bangkit dari
tempat duduknya dan melihat kearah dua sahabatnya yang lain seraya mengangguk.
“Naahh gitu dooonggg!!!
Hhahahaha” Ekqy merangkul Ratu dan Insan bersamaan. Jadilah mereka seperti trio
kwek-kwek versi tua.
Hinggar hari-hari berikutnya
mereka lalui bertiga dengan penuh warna.
Insan sudah mulai mengutip
semangat-semangatnya yang sempat tercecer. Ratu bahagia bisa melihat orang
tercintanya kembali tersenyum. Ekqy amat senang masih bisa mengahabiskan
waktunya bersama sahabat-sahabat tersayangnya.
****
Lama kelama-lamaan, Insan mulai
merasa ada yang aneh dengan perasaannya terhadap Ratu.
“Apa mungkin wanita yang Tuhan
titipkan untukku itu Ratu? Tapi dia sahabatku. Kalau memang ini benar-benar
cinta, apa Ratu rasakan hal yang sama seperti ini?” Insan berdialog sendiri
dengan hatinya.
Ditempat lain, pada waktu yang
sama, Ratu juga sedang ber-argumen dengan perasaannya. Ia terus menebak-nebak
apakah Insan merasakan yang ia rasakan.
“Gue harus bilang ini semua ke
Insan. Gue nggak boleh gini terus. Gue terima semua resiko yang ada.” Ratu
bertekad, memantapkan hatinya.
Ditempat yang lain lagi, Ekqy
sedang duduk terpaku ditepi ranjangnya. Tangan kanannya memegang sebuah foto,
foto siapa lagi kalau bukan trio kwek-kweknya. Sementara tangan kirinya
memegang sebuah surat, sebuah tiket pesawat penerbangan keluar negeri serta
sebuah paspor. Ya! Ekqy akan segera meniggalkan Indonesia dalam kurun waktu
yang cukup lama. Ia mendapat beasiswa ke Australia. Ekqy memang belum
memberitahukan hal ini kepada sahabatnya. Ia merasa belum siap untuk tinggal
jauh dari sahabat-sahabatnya. Tapi esok Ekqy telah berjanji pada dirinya untuk
memberitahukan semua ini.
****
Trio kwek-kwek KW 99 terduduk
diam ditempat biasa mereka ngumpul. Semuanya sama-sama akan mengungkapkan
sesuatu. Ekqy memecahkan kesunyian. Ia mulai angkat bicara..
“Guys.. Ada yang gue mau omongin
sama lo bedua” nadanya sedikit melemah.
“Besok, gue berangkat ke
Australi. Gue mau ngelanjutin study disana.” Bibir Ekqy mulai bergetar.
Ratu dan Insan menunjukkan
ekspresi kaget. Mereka sama-sama tak berbicara, hanya pelukan yang mereka
berikan.
“Maaf ya, gue baru ngasih tau
sekarang. Gue sengaja, gue nggak mau kita sedih lama-lama.” disela-sela pelukan
itu Ekqy menyambung kalimat yang sebelumnya.
Tubuh Ratu nampak berguncang
menahan isak tangis, Insan hanya menepuk-nepuk punggung sahabat terbaiknya itu
sambil tetap menahan air mata.
“Gue tau ini berat. Gue juga
ngerasanya gitu…. Tapi mau begimana lagi…. Lo semua juga taukan gue memang
punya mimpi untuk kuliah di sono… Awalnya gue juga nggak tau harus pilih yang
mana… Tapii… Asal lo bedua tau, gue milih pergi bukan berarti gue nggak sayang
sama lo, gue sayang.. Sayaaaaannngggg bangeettt sama kalian beduaa….” Ekqy
menambah kencang pelukannya pada Insan dan juga Ratu. Tampak airmata mulai
membasahi wajahnya. Ia pun berkata-kata lagi dalam isak tangis yang mulai
menyeruak..
“Gue nggak mau kehilangan lo
beduaaa……” tangis pun pecah.
“Ekqqqyyyyyyy…… Jangan pergiiii
kyyyyyyy….. Gue masih pengen punya sahabat kayak elo kyyyyy…… Hiks hiks hiks”
Ungkap Ratu sambil terus berusaha mengusap air mata dipipinya.
“Sobbbb… Lo sohib guee
bangeettt!!! Lo udah gue anggap kayak sodara sendiriiiii…. Gue nggak mau
kehilangan elloooooo…..” Insan mencengkram erat punggung Ekqy. Mau tak mau ia
harus ikhlas air matanya jatuh.
Pelukan mereka semakin erat. Isak
tangis Ratu semakin terlihat jelas. Tubuh mereka sama-sama berguncang cukup
kuat, menandakan semakin banyak tangis yang keluar. Ratu tak berhenti
mengeluh-eluh kan semua kenangan yang pernah ada.
Tiba-tiba Ekqy melepas pelukan
itu. Ditatapnya tajam kedua sahabat terbaiknya. Sedikit diberikannya senyum
untuk mereka.
Ekqy menarik tangan kanan Insan
dan tangan kanan Ratu. Ditaruhnya kedua tangan itu saling berpegangan.
“Gue tau kok, diantara kalian itu
ada benih-benih cinta… Gue mau liat lo bahagia bedua…” Ekqy mencium lembut
kedua tangan itu.
Ratu kembali meberikan pelukan
perpisahan untuk Ekqy. Insan hanya bisa berusaha menghapus air matanya yang tetap
mengalir.
“Udaah udaahh…. Luntur tuh ntar
cantiknya neng Ratuuu…. Udah yaaa…. Gue pasti bakal balik lagi kok… kalo ada
libur panjang gue pasti balik ke Indo….” Ekqy menenangkan Ratu.
Tangan mereka kini saling
berpegangan. Erat… Erat sekaliii… Seolah-olah tak ingin dilepas.
Sisa hari itu mereka habiskan
bertiga. Tentu saja dengan status Insan yang sudah menjadi kekasih Ratu. Penuh
dengan canda tawa dan isak tangis.
Indahnya sebuah persahabatan
ketika kita bisa saling mengungkapkan apa yang kita rasa tanpa perlu ada yang
ditutupi. Saling mendukung satu sama lain. Saling mengerti dan selalu
memberikan yang terbaik yang dapat kita lakukan.
Don’t you worry, Don’t
be angry…
Temanmu di sini.
Kamu sangat berarti,
istimewa dihati
Selamanya rasa ini…
Jika tua nanti kita
telah hidup masing-masing
Ingatlah hari Ini…
(Ingatlah Hari Ini, Project
Pop)
SELESAI