Cerpen: Pesan Surat Dari Surga


 
Rintik hujan seperti mengerti tentang duka yang ada. Sherly masih tenggelam dalam dukanya. Iya merenung, menatap kosong langit-langit kamarnya, mendengar hikmatnya rintikan air diluar. Jiwanya masih tergoncang dengan kejadian semalam. Sahabat terbaiknya, Raka, telah pergi untuk selamanya.

Raka meninggal karena mendapat luka yang parah pada kepalanya dalam sebuah kecelakaan. Tepat pukul 10.13 malam kejadian itu membangunkan Sherly dari mimpi indahnya. Ia mendapat telepon dari kakak perempuan Raka, sontak itu membuatnya begitu terkejut. Segera ia bergegas keluar kamar, berniat untuk langsung kerumah sakit. Namun hujan datang dengan derasnya, membuatnya tak mungkin bisa berkunjung. Niatnya ia urungkan, ‘besok pagi aja deh disempetin sebelum kesekolah’ lirihnya dalam hati. Sherly sulit untuk memejamkan matanya lagi, fikirannya terus dihantui kekhawatiran terhadap Raka.

Pukul 04.50 pagi, Sherly kembali menerima telepon, kali ini dari Randy, teman dekat Sherly yang juga sahabat terdekat Raka. Kali itu kabarnya benar-benar membuat dunianya terasa hancur. Raka, seseorang yang baru ia kenal enam bulan belakangan ini, yang sudah ia anggap sahabat, pergi untuk selama-lamanya. Begitu menyakitkan, begitu menyayat, semua ini benar-benar sesuatu yang tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Sherly. Namun apalah daya kita sebagai umat. Kuasa Tuhan telah terlihat. Sherly tak pantas menyalahkan siapapun.

Pagi itu juga, sesaat setelah menerima telepon, ia langsung bergegas menuju rumah sakit. Isak tangis menyambut kedatangannya. Tampak sosok Randy yang terduduk lemah dilantai rumah sakit, ia juga tak kuasa harus kehilangan sahabatnya dari kecil itu. Tak pernah terbayang oleh Randy bagaiman kehidupannya esok tanpa sahabatnya. Sahabat yang selalu ada disaat apapun. Randy begitu terpukul, ia seperti dicambuk dengan cambuk yang dibalur dengan api. Pedih.

Sherly mempercepat langkahnya, menghampiri Randy. Dengan reflek dipeluknya Randy, pelukan itu pelukan menenangakan, lebih tepatnya saling menenangkan. Sherly dapat mengerti bagaimana kacaunya hati Randy. Sherly juga merasakannya.

Jenazah Raka dimakamkan siang harinya. Pemakaman penuh dengan orang-orang yang ingin mengantar orang ber-hati-baja-se-dunia ke peristirahatan terakhirnya. Orang ber-hati-baja-se-dunia merupakan julukan dari Sherly untuk Raka. Sosok Raka sangat berpengaruh dalam membentuk Sherly yang mulai beranjak dewasa. Raka mengajarkan arti kesabaran pada Sherly. Raka menunjukkan bagaimana bersikap rendah hati kepada orang banyak.

**
Setelah memutuskan untuk tidak sekolah selama dua hari, kini Sherly tampak duduk murung dikelasnya. Ia duduk menghadap bangku dan meja yang ditempati Raka dulu. Ditempat itu untuk pertama kalinya ia berjabat tangan dengan Raka, mulai mengenal sosok Raka, enam bulan yang lalu.

Bel masuk berbunyi, Randy memasuki kelas dengan langkah gontai. Lagi, ia harus merasakan duduk dengan bertemankan kenangan-kenangan masa lalu yang terus memberontak meminta untuk dikenang. Terlihat olehnya sosok Sherly menatap kearah bangku Raka, Randy menghentikan langkahnya. Ia tertunduk, miris menyaksikan kepedihan itu.

Sherly membalikkan badan keposisi sebenarnya, Randy  duduk dengan menatap bangku disebelahnya, ‘Ka, gue kangen sama lo’ gumamnya dalam hati. Randy menghela nafas panjang. Sementara Sherly yang sedari tadi tak kuat menahan air mata, akhirnya tumpah. Ia sesenggukan saat membalikkan badan, kenangan-kenangan itu muncul lagi, bayangan sosok Raka hadir lagi. Sherly menangis dalam diam.
“Udah Sher, udah. Raka juga bakalan sedih kalo ngeliat kamu kayak gini.” Gea, teman sebangku Sherly, mencoba menenangkan. Gea mengerti dengan perasaan Sherly sekarang, ia benar-benar paham.

Bel pertanda sekolah hari itu sudah berakhir berbunyi nyaring, Randy menghampiri Sherly yang sedang sendiri.

“Sher, tadi pagi pas gue nyampe sekolah, gue  di stop sama kak Ranti, kakaknya Raka. Kak Ranti ngasih ini ke gue…” Randy mengeluarkan sebuah lipatan kertas yang dihiasi dengan ikatan pita merah dari saku bajunya.

“Kata kak Ranti, surat ini ada di bawah bantal kamarnya Raka. Di sini ada tulisan nama kita, menurut kak Ranti ini untuk kita. Menurut kak Ranti ini jawaban kenapa kemarin pas dirumah sakit Raka sempet nyariin kita. Mungkin ada sesuatu yang pengen dia bilang, dan semuanya ada disini.” Raka memberikan surat itu pada Sherly.

Setelah menerima surat itu, Sherly memberikan tatapan isyarat untuk membuka. Karena mengerti, Randy langsung menganggukan kepalanya. Sherly membuka surat itu dengan perlahan…

Randy!! Sherly!! Gue sengaja nulis ini buat lo berdua. Ada sesuatu yang pengen gue jelasin ke kalian, tapi rasanya gue nggak berani kalo harus ngomong langsung hehehe…

Pertama kali itu buat Sherly, sebenernya selama ini gue nyimpen rasa yang seharusnya nggak gue simpen. Rasa sayang yang terlalu berlebihan ke lo. Walaupun gue tau sampai kapanpun lo nggak akan pernah ngerasain hal itu ke gue.

Gue tau kalau sebenernya kalian berdua saling nyimpen perasaan. Gue bisa liat dari cara kalian tatap-tatapan. Tapin emang ya ego nya kalian berdua besar banget, sampe-sampe bisa ngalahin rasa yang kalian punya.

Sebenernya tujuan gue nulis ini untuk bisa ngebuat kalian nyatu. Gue pengen liat sahabat-sahabat yang gue saying itu bahagia, ada ataupun tanpa gue. Gue mau minta tolong sama lo Rand, tolong jagain Sherly ya. Gue titip hati gue ke lo, jangan sampe lo buat Sherly nangis. Gue orang pertama yang marah kalo lo jahatin Sherly hahahaha. Dan Sherly juga harus bisa ngejaga perasaan ya…

Gue sayang sama kalian berdua, cuma kalian sahabat-sahabat terbaik gue…

Tangis Sherly pecah usai membaca surat itu. Paras Randy menunjukkan kesedihan, terlihat jelas dimatanya bulir-bulir air yang hendak jatuh namun masih bisa tertahan. Randy merangkul Sherly, membiarkan airmata Sherly membasahi pundaknya.

Sherly masih tak percaya kalau orang yang selama  ini ia anggap seperti saudara sendiri menyimpan rasa yang dalam terhadapnya. Setelah membaca isi surat itu, Sherly dan Randy memutuskan untuk mengikat perasaan mereka pada hubungan yang lebih jelas.

Itulah pesan terakhir yang disampaikan Raka kepada Sherly dan Randy. Raka percaya bahwa bahagia dari orang-orang terdekatnya adalah bahagianya juga.
Diberdayakan oleh Blogger.